08 March 2011

PATAH HATI

Tajamnya duri si rumpun palas,

Tempat berteduh si semut merah,

Kasih diberi tidak berbalas,

Luka hati hancur berdarah.


Wangi sungguh buah mempelam,

Baru dibeli di pekan rabu,

Kecewanya hati remuk-redam,

Kepada siapa ingin mengadu.


Cincin perak cincin suasa,

Cincin emas lebih berharga,

Kusedar diriku si semut kerengga,

Dipilihnya dia si helang perkasa.


Buluh perindu panjang seruas,

Takut kan pecah dipotong serong,

Kasih ditebar besar dan luas,

Mengapa mata sering terlindung.


Sungguh rendang di pohon cempaka,

Silau pandangan disinari suria,

Kasih dicurah seikhlas rasa,

Mengapa rupa dipandang jua.


Bisa sengat si ikan keli,

Ditangkap budak di dalam paya,

Berbolak balik gelora dihati,

Sebalik senyuman kusembunyikannya.


Resah termenung dikala senja,

Terkenang-kenang nasib yang malang,

Kusedar cinta bukan segalanya,

Hati melara bolehkah dihalang?


Bernyanyi sunyi siburung kenari,

Diteman suram sasana pagi,

Kucari tandusnya cinta dihati,

Mengapa selalu ia dimungkiri.


Sungguh tinggi pohon meranti,

Tidak sama si pohon kenanga,

Andai ku tahu derita begini,

Takkan aku cuba bercinta,